Galeriku

Subscribe:

Minggu, 13 Maret 2011

Hentikan Kebiasan Merokok dengan Kirim SMS








13/03/2011 10:01 | Kesehatan
Liputan6.com, Washington: Kebiasaan merokok memang sangat sulit dihentikan. Banyak cara yang sudah diperkenalkan untuk membantu menghentikan kebiasaan merokok. Sebuah penelitian mengenalkan cara terbaru dengan mengirimkan pesan singkat alias SMS agar stop merokok.

SMS dipercaya dapat membantu perokok membuang rasa kecanduan. "Terutama jika disesuaikan dengan individu," menurut para peneliti yang melakukan dua penelitian pada 27 perokok berat seperti yang dilansir MSNHealth, Ahad (13/3).

Dalam sebuah penelitian, MRI fungsional digunakan untuk menentukan bagian otak yang paling aktif dalam mengendalikan dorongan untuk merokok, yang digambarkan peneliti sebagai "sebuah perang yang terdiri dari serangkaian pertempuran kontrol diri sesaat."

Penelitian ini menemukan bahwa peserta yang paling beraktivitas di daerah kunci di otak selama pengujian, paling mungkin untuk menolak hasrat untuk merokok yang didokumentasikan dalam SMS. MRI memprediksi kemampuan seseorang untuk mengontrol tanggapan mereka terhadap keinginan. Para peneliti berspekulasi bahwa hal itu mungkin dapat menyesuaikan program berhenti merokok dengan kapasitas pengendalian diri.

"Kami sangat gembira dengan hasil ini karena itu berarti bahwa aktivas otak yang kita lihat dalam pemindaian dapat memprediksi hasil nyata dalam rentang waktu panjang, daripada yang kita pikirkan," kata Elliot Berkman, seorang profesor psikologi di Universitas Oregon. Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Psychological Science.

Dalam studi kedua, Berkman dan koleganya menguji apakah SMS dapat digunakan untuk melacak upaya perokok untuk mengendalikan dorongan merokok. Para peserta mengirimkan delapan SMS per harinya selama tiga minggu untuk mengingatkan mereka, mendokumentasikan hasrat merokok yang terus-menerus, rokok yang digunakan, dan suasana hati.

Para peneliti menyimpulkan, SMS setidaknya sama efektif sebanding dengan harga dan sulitnya menggunakan perangkat untuk mengumpulkan data tersebut.

"Pesan teks mungkin menjadi mekanisme pengiriman yang ideal untuk intervensi yang disesuaikan karena biayanya murah, kebanyakan orang sudah memiliki perangkat yang ada dan pesan dapat disampaikan dengan cepat," tulis para peneliti.(MEL)

0 komentar:

Posting Komentar